Senin, 14 Oktober 2013

Memikul






 Assalamu’alaikum semua J
Postingan kali ini aku kasi tajuk tentang tanggung jawab, atau kalo mau lebih kerennya adalah tentang amanah . Dalam dunia kita sebagai orang dewasa , kita gak bisa lepas dr yang namanya tanggung jawab. Dan memang sesudah kita baligh pun, nantinya kita akan di mintai pertanggung jawaban pada apa apa yg berkaitan dengan diri kita . Baik itu kita sebagai pribadi, ataupun tugasan kita sbg khalifah Allah di Bumi. Keliatannya sok keren ya, tapi begitula sebenernya .
Dalam masing masing tugasan , kita di letakkan di tempat yg berbeda beda, dengan kesusahan yg berbeda, dengan hiburan yg berbeda juga .
Okey, aku mau cerita soal kesusahannya dulu, sebab dah seriiing banget aku ngalamin dan juga ngeliat sekeliling yg di dera dgn namanya bosen, jam, ilang minat dan semangat, dll.  Banyak sih faktornya . ada yg emang dah stuck dgn kondisi yg ada , titik jenuh kalo dalam istilah ekonominya . Ada yg di sebabkan ujian dengan atasannya . Ada yg di uji dengan masalah2 dgn kwannya. Macam macam. Yang akhirnya mengakibatkan imbas yg negative terhadap tugasan atau tanggung jwab yg di pikulkan pd kita .
Kadang ni ya , apa apa yg terjadi di sekliling, berpengaruh dengan mood kita dlm ngerjain tanggung jawab. Dulu, aku selalu excuse dan minta pengertian  ( pada diri sendiri ) , ooo aku ni kan lagi kondisi begini, tolonglah ngertiin dikiiit aja . kayak gitu gitu lah.




Benernya kalo mau jujur , kita harusnya malu banget dgn Allah. Belum sungguh sungguh dengan semua amanah yg Allah berikan utk kita . Apalagi kalo kita memegang amanah yg besar , yg berkaitan dengan masalah ummat. Jadi tukang bakery islam misalnya , atau pegawai kafe islam, sekolah islam, memproduksi film islam . rasanya jauuuuh sekali apa yg dah kita buat ini, di bandingkan dgn jasa jasa para Sahabt dan juga para wali wali Allah dalam menegakkan Islam di bumi . Mereka yg jauuuh lebih sungguh sungguh dalam mengemban amanah dan tanggung jawab . Gak tergantung pada mood, pujian orang apalagi dengan masalah masalah pribadi 
Ya, aku sedih banget, utamanya dengan diri . Kalo aku ada masalah dgn diri , dgn keluarga , aku akan mengadu dan menangis sungguh sungguh pd Tuhan , minta utk di selesaikan . Tapi jika mnyangkut amanah yg berkaitan dgn islam, aku tdk sungguh sungguh dalam minta penyelesaian . .Tuhan, dzalimnya aku dengan agamaMu…denganMu…




Aku pernah ada nukilan sajak dr guruku, Abuya ( alm ), bagaimana rasa hati beliau terhadap perjuangan beliau menegakkan system Islam : Walau sendiri, akan ku kayuh perjuangan ini.




Begitulah hebatnya jiwa yang cintakan Islam. Tidak tergantung pada apapun, baik dalam meminta pertolongan ataupun minta dukungan . Ianya terus maju, maju,maju, bahkan jika keseorangan/ sendiri ..
Duhai jiwa, kenapa harus mengeluh dgn sedikit kesusahan, dgn sekelumit kesulitan , dan segelintir cabaran ?

Bukankah harga Allah dan Rasul itu memang mahal ? Maka tebuslah dengan pengorbanan waktumu, kesusahanmu, kesenanganmu, sakitmu, bahagiamu, jiwamu, dan hidupmu..Karena semahal mahal segalanya dlam hidup ini adalah Tuhan . MendapatkanNya, akan mendapat segalanya . KehilanganNya akan kehilangan segalanya ..Tuhan… aku tak kan mampu hidup tanpaMu…







HambaMu yg selalunya Dzalim..
Riritsendi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar