Minggu, 20 Oktober 2013
Karena Aku ( mirip ulat daun )
Assalamu'alaikum semua :-)
Agak lebai dikit tulisannya.
Waktu ada temen posting tentang ulat daun yg menghabiskan tanaman di pot, sebetulnya aku langsung terpikir hal ini , hanya saja karena topiknya cukup berat , maka ku tunda dan ku tunda lagi. Sampai memang jatuh perasaan yg Allah datangkan dengan beberapa peristiwa haru biru . Jadi bisa berbagi perasaan yg gak sekedar ilmu, tp memang merasakan. Mudah mudahan ada manfaatnya.
Tanpa sedar ,kita ( aku ) sering menjadi ulat pada sebuah tanaman . Warnanya sewarna dengan daun, hijau tak terlihat . Tapi memakan daun , sampai gundul , bahkan habis . Begitu daunnya sudah habis , baru ketahuan bahwa ternyata saah satu warna hijaunya adalah ulat, si pemakan taneman tadi . Si pemilik tanaman gak bisa ngelihat ( mungkin ) dan si ulat gak merasa bahwa dia lah yg menjadi sebab daunnya gundul bahkan habis , mungkin dia merasa tindakannya benar , kan dia cuma seekor ulat yg ( memang ) perlu makan banyak banyak.
Kalo masih belum paham dengan perumpaanku td , baiklah aku jabarkan dengan lebih terang lagi.
Seharian ini aku banyak merenung . Antara geram gak mau di salahkan , dan keinginan utk mengaku salah . Aku ingat kata kata alm . ustad Ashaari bahwa : gak salah kalau kita mengaku salah, bahkan jika kita memang gak salah (intinya tetaplah ya , aku ga mau di salahkan kan , ngaku aja :-) . memang mudah di ucapkan , tp dalam kenyataan gak semudah mengatakannya . Sama dengan kita katakan : aku paham perasaanmu sbg anak yatim. sedangkan : bagaimana dia bisa faham RASA sebagai anak yatim ,sedangkan hidupnya lengkap dgn orang tua dan tanpa ada kekurangan sedikitpun ? kenapa dia bisa bilang faham ? faham ilmu , iya. Tapi rasa, belum tentu dia dapat.
Kita ( aku ) sering gak faham bahwa sikapmu, sifatku, rupanya sangat mempengaruhi orang lain, walau ta
npa sadar :
contohnya :
kita kadang gak sadar, bahwa hardikan kita , pernah membuatkan kawan memutuskan utk menjaga jarak dengan kita
kita gak sadar bahwa muka masam kita menyebabkan kawan merasa , dia ada salah sehingga membuatkan hatinya sangat sedih dan bimbang
kita gak sadar bahwa komen dr mulut kita , menyebabkan seorang kawan terluka dan memilih menjauh dr komunitas kita .
kita gak sedar bahwa banyak sikap kita, yg selalu kita anggap benar dan BAIK, rupanya belum tentu dalam pandangan orang seperti itu .
Adakalanya kita perlu utk diam sejenak , dan muhasabah/ koreksi diri
adakalanya kita mesti banyak belajar mendengarkan orang lain, tanpa merasa bahwa kitalah satu satunya orang yg paling benar
Adakalanya kita perlu koreksi diri ,apakah yg kita perbuat menyebabkan manfaat ataukah justru mudarat/ merugikn orang lain.
Jika landasannya kita mau buat utk perbaikan, karena takutkan Allah marah dengan kita jika kita berbuat spti ulat td , menghabiskan daun sampai gundul dan tak bersisa : maka insyaAllah akan meringankan beban mental kita yg dr awal merasa berat .
Tuhan anugerahkanlah rasa takutkanMu, supaya aku selalu merasa dlam pantauanMu
wassalam
Riritsendi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar