Minggu, 12 Januari 2014
bercerita ( sedikit ) tentang si Amanah
Assalamu'alaikum semua :-)
Salam ceria.
Ada satu kisah kecil yg ingin aku ceritakan. Bukanlah kisah hebat dan orang yg hebat. Hanya sebuah kisah kecil dari keluarga kecil mertuaku..yang terus terang aku sangat sangat terkesan dengan cerita ini, nun bertahun tahun yg lalu..
Berkat pulang kampung kemarinlah aku jadi banyak merenung tentang banyak hal. Dalam tradisi lingkungan yg agamis di daerah mertuaku, memang banyak hal cerita cerita tentang karamah karamah para wali wali atau kiyai besar yg mengiringi. Dulu, sebelum aku kenal dengan Abuya , aku sering mencibir dan meremehkan cerita cerita seperti ini, karena cenderung terdengar kultus pribadi dan sentimen berlebihan thd seseorang yg notabene adalah manusia biasa juga , sama seperti kita.
Eh betulkah semua orang itu sama dengan kita ?
Rupanya enggak. Kadar iman seseorang tidak lah sama . Hanya saja ketika aku kenal dengan Abuya , aku di pahamkan tentang cerita cerita wali begini dalam konteks yg benar. Kalo mungkin orang luar hanya mengambil berat tentang cerita si wali Anu yg bisa terbang atau berjalan di atas air sebagai salah satu wujud kesaktiannya , disini aku di pahamkan oleh Abuya bahwa keutamaan para wali wali itu ialah hati mereka yg sangat istimewa dengan Tuhan : rasa takutnya , rasa cintanya ..yang lain lain itu hanya bonus menyusul..apakah bisa terbang bisa ngilang dalam wktu bersamaan , bisa jalan di atas air dll.
Hasil dari hati mereka yg sangat cinta dan takutkan Tuhan itulah, yg mereka lahir menjadi peribadi hebat bisa membangunkan Islam , mendidik murid murid yg juga menjadi orang orang hebat dalam menegakkan agama Allah dan RasulNya di bumi.
Okey itu cerita tentang kehebatan wali .
Disini aku mau cerita kisah kecil tentang kakek suamiku. Kebetulan beliau di amanahkan utk mjd seorang imam masjid besar di lingkunganku. Rumah kamipun berdekatan dengan masjid tersebut. Suatu saat , masjid tersebut akan di rombak, di ganti beberapa bagiannya dengan bahan baru, termasuk lantai tegelnya yg lama akan di ganti dengan keramik baru. Jadilah lantai yg lama ini di hancurkan.
Ibu mertuaku yg rumahnya berdekatan dengan masjid tersebut, melihat keramik lama yg ( bentuknya pun sdh gak utuh lagi ) mengambil beberapa biji untuk di letakkan di depan pekarangan dapur yg selalu becek. Selang beberapa lama, kakek mertua lihat bahwa keramik yg sdh pecah pecah bekas dr masjid tadi di ambil dan di buat utk penahan becek oleh ibu mertuaku. Kakek mertuaku marah besar !
Bukan karena apa apa. Tapi beliau mengatakan bahwa keramik itu punya ummat , di beli dengan uang ummat, kenapa tanpa izin kita ambil dan di pake utk keperluan pribadi ? dengan ancaman neraka dan sebagainya keluar. Ibu mertuaku nangis nangis dengar hal ini, karena merasa bahwa itu hanya keramik bekas yg gak akan di pakai lagi..
Begitulah hati yg sangat halus dalam menjaga sebuah amanah dr Tuhan ( menurutku ). Apakah sifat seperti ini bisa di buat buat ? enggak. Dan sangat sulit mencari hati yg memang melakukan sesuatu karena takut dengan apa apa balasan dr Tuhan , bukan mengharap penilaian manusia semata mata..
Banyak cerita tentang hati, tinggal kita memilih mau mengikuti jalan yg mana..apakah dengan cerita cerita tentang orang orangNya ataukah dengan cerita cerita dunia yg melalaikan dr padaNya ? :-)
Jagalah hati ( wahai diri ) utk keselamatan dunia dan akhirat..
Bulan maulidurRasul,
Yang dhaif,
Riritsendi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar